Istilah storytelling rasanya sudah tidak asing terdengar. Ketika mendengar kata tersebut,  sebagian orang mungkin lebih banyak menghubungkannya dengan kemampuan seorang motivator atau lebih kepada kemampuan berbicara dengan dukungan narasi yang kuat. Tetapi apakah storytelling bisa dipakai untuk mendukung aktivitas bisnis? Jawabannya, sangat bisa! Storytelling dengan dukungan narasi yang tepat merupakan strategi ampuh untuk mencapai tujuan bisnis. Lalu, bagaimana storytelling dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas bisnis? 

Pada dasarnya, perusahaan yang bergerak di bidang barang atau jasa tentu ingin meningkatkan pertumbuhan bisnis melalui layanan atau produk yang mereka tawarkan, dengan target pasar dan segmen yang ingin mereka capai. Namun, hal ini bukanlah perkara mudah. Perusahaan harus melalui berbagai proses untuk mencapai target-target tersebut, sepertimemperkuat brand serta identitas perusahaan, memberikan pemahaman terhadap produk/layanan kepada pelanggan, menghubungkan pelanggan dengan produk/layanan perusahaan secara emosional, dimana tujuan akhirnya adalah, pelanggan akan memiliki kepercayaan terhadap produk/layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.

Di sinilah peran storytelling dapat dimainkan, yaitu untuk menciptakan ikatan emosional, menginspirasi, dan mempengaruhi pelanggan, sehingga mereka diharapkan bisa lebih terlibat dengan layanan/produk perusahaan. Perusahaan dapat menyampaikan pesan, informasi, atau nilai-nilai perusahaan kepada pelanggan, karyawan, pemangku kepentingan, atau khalayak lainnya dengan narasi yang tepat, sehingga tujuan bisnis yang ingin dicapai perusahaan dapat tercapai.

Storytelling berperan penting untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaaan melalui cerita keberhasilan perusahaan diberbagai bidang, dimana hal ini akan mempengaruhi banyak orang dan menciptakan dampak positif secara signifikan. Tentu saja dibutuhkan narasi tepat yang dapat digunakan untuk menjelaskan visi, upaya perusahaan dalam mengatasi tantangan, serta bagaimana membuat cerita yang dapat mempengaruhi sebuah keputusan bisnis.

Sebenarnya, storytelling sejak lama telah dipakai untuk mencapai tujuan bisnis khususnya melalui kampanye bisnis perusahaan. Kesuksesan Disney Land, juga Coca Cola oleh banyak pemerhati bisnis, sering dikaitkan dengan kesuksesan perusahaan-perusahaan itu dalam memanfaatkan kekuatan storytelling sebagai bagian kampanye bisnisnya.

Walt Disney dengan Disneyland-nya, adalah contoh nyata bagaimana ia mampu menggambarkan perannya sebagai seorang pengusaha, animator, dan produser film untuk menciptakan cerita yang tidak hanya menghibur tetapi juga menginspirasi, dengan karakter-karakter yang memiliki daya tarik emosional yang kuat. Pendekatan storytelling yang dilakukannya berhasil mengaitkan emosi penonton dengan merek Disneyland. Contoh lain adalah Coca-Cola dan KFC, yang juga memanfaatkan storytelling dalam kampanye iklan mereka yang membangkitkan emosi dan menginspirasi.

Pentingnya storytelling sebagai alat untuk mencapai tujuan bisnis juga ditegaskan oleh Paul Smith, penulis buku “Lead with a Story: A Guide to Crafting Business Narratives that Captivate, Convince, and Inspire”. Dalam sebuah wawancara dengan mantan kontributor Forbes, Dan Schawbel, yang dimuat di forbes.com, Paul Smith menyatakan bahwa beberapa perusahaan paling sukses di dunia, seperti Microsoft, Berkshire Hathaway, Saatchi & Saatchi, Procter & Gamble, NASA, dan Bank Dunia, dengan sengaja menggunakan cerita sebagai alat kepemimpinan yang efektif.

Perusahaan-perusahaan itu memiliki penyampai storytelling tingkat tinggi yang bertugas menyusun dan menyebarkan cerita-cerita terpenting mereka. Bahkan, ada perusahaan yang mengajarkan keterampilan mendongeng kepada eksekutif mereka, karena hal itu tidak dipelajari di sekolah bisnis.Penyampaian pesan melalui cerita, rasanya memang akan lebih mudah dimengerti. Jadi tak heran kalau perusahaan-perusahaan besar menggunakan storytelling untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Pesan yang disampaikan perusahaan dengan storytelling tidak perlu rumit, sampaikanlah dengan sederhana, yang penting konsumen ataupun target pasar dapat menangkap pesan dengan baik dan terhubung secara emosional dengan layanan atau produk perusahaan. Tentunya, storytelling sebagai sebuah pendekatan untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan saat ini terus dikembangkan oleh perusahaan. Tergantung seperti apa tujuan, dan target bisnis yang ingin dicapai perusahaan. Semoga bermanfaat.  (ALV)

Leave a comment